');

Bali Wisata Museum

1 December 2012 835x bali

Beranda » bali » Bali Wisata Museum

Bali tidak hanya terkenal oleh keindahan alamnya yang memukau, kebudayaannya, keramahtamahan penduduknya, keagungan puranya sehingga membuat para pengunjung dari berbagai belahan dunia. Ada banyak hal yang membuat para wisatawan yan membuat para wisatawan berkunjung ke Bali. Bali tak bisa lepas dari seni dan budayanya yang mendarah daging. Berbagai pelukisnya pun merupakan pelukisa ternama dan berkelas.Banyak museum yang mengoleksi berbagai hasil karya yang bernilai seni tinggi sehingga membuktikan bahwa Bali terus menjadi inspirasi bagi para seniman. Adapun wisata museum di Bali yang terkenal dengan koleksinya yang bernilai seni tinggi seperti :

 
 
Museum Antonio Blanco

Merupakan museum yang terletak di tepat  di atas sungai Champuhan, Ubud Bali . Tanah dai museum ini merupakan pemberian oleh Raja Saren Ubud untuk dijadikan rumah sekaligus studio seni-nya. Antonio Blanco bukan hanya seorang pelukis, dia adalah seniman serba bisa. Ia adalah Pelukis kelahiran Spanyol th 1911 ini juga pernah menjadi aktor di Hollywood. Karya lukis dari sang Maestro ini merupakan lukisan yang  bertemakan keindahan wanita dalam bentuk wanita yg sedang telanjang. Berbeda dengan pornografi, lukisan Blanco benar-benar adalah art kelas tinggi. Model dalam lukisannya sebagian besar adalah istri dari sang maestro sendiri yaitu Ni Rondji. Maka tak heran  jika Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno mengagumi hasil karya lukisan maestro lukis itu. Ketika Antonio Blanco meninggal pada tahun 1999, maka kemaestroannya di gantikan oleh anak laki-laki satu- satunya yaitu Made Antonio Blanco. Berbeda dengan ayahnya Mario lebih menjadikan sesuatu benda sbg obyek dengan gaya 3 dimensi yg luar biasa. Rumah yg asri dan sangat hijau, dengan burung-burung jenis golden macaw, kakatua raja dan kakatua putih bahkan cendrawasih dan jalak bali menjadi pemandangan yg menarik. Kita akan dipandu oleh staff yang ramah untuk melihat museum berlantai dua tempat lukisan asli Blanco berada. Didepan museum terpampang megah tanda tangan Antonio Blanco yg dibuat dalam kertas lipatan. Didalam museum terlihat banyak lukisan Antonio Blanco terpajang didinding lantai 1 dan 2, namun sayang pengunjung tidak di perkenankan untuk membawa kamera ataupun mengambil gambar di studio ini. Selanjutnya pengunjung menuju ke ruangan yg ada photo-photo Antonio dengan keluarga dan orang-orang penting, yg tembus ke ruangan tempat Mario Blanco memajang karya-karyanya. Terakhir adalah studio tempat Blanco melukis yg sekarang dipakai Mario untuk melukis, dan kita bias berfoto dengan bergaya ala pelukis terkenal di studio yang satu ini.

Jadwal Buka :

  • Senin – Minggu : 09.00 – 17.00 Wita

Tiket Masuk :

  • Rp. 30.000/Orang  (Domestik)
  • Rp. 50.000/Orang (Asing)

 
Museum Arma

Museum Arma ini terletak di Jalan Pegosekan, Ubud – Bali. Museum ini merupakan salah satu museum seni rupa yang ada di Bali, dimana koleksi museumnya menyimpan berbagai koleksi lukisan yang berasal dati pelukis –pelukis ternama baik dari dalam negeri maupun mancanegara dan pengunjung juga bisa mengetahui tentang seni budaya tradisional Bali serta segela aspekkehidupan masyarakat Bali. Didirikan atas keinginan seorang pencita seni khususnya kesenian Bali, Agung Rai pada 1996 d an diresmikan oleh Prof.Dr.Ing Wardiman Djojonegoro 9 Juni 1996. Di museum ini selalu di adakan pameran secara permanen atau bergantian, karena pada saat pameran di gelar berbagai lukisan terbaik dari pelukis-pelukis ternama dan berpotensi di pajang. Hal inilah yang menjadi daya tarik pengujung untuk kembali datang .

Jadwal Buka :

  • Senin – Minggu 09.00 – 16.00

Tiket masuk : Rp. 50.000/orang

Museum Bali

Terletak pada jalan Mayor Wisnu, tepatnya di sebelah selatan pura Jagatnatha atau di sebelah timur Lapangan Puputan Badung. Lokasinya yang strategis menjadikan museum ini mudah di jangkau. Museum ini merupakan museum tertua yang ada di Bali, termasuk dalam jenis museum ethnografi didirikan pada tahun 1910 saat kerajaan Badung diduduki oleh Belanda. Koleksinya berupa koleksi Arkeologi, Historika, koleksi seni rupa dan koleksi etnografika. Bentuk bangunannya sendiri merupakan perpaduan arsitektur antara pura yang meliputi 3 halaman yaitu : Jaba, Jaba tengah, dan Jeroan yang di batasi dengan tembok dan gapura. Museum ini terdiri dari 3 pavilion yaitu :

  • Tabanan Pavilion mengambarkan seni bangunan khas Bali Selatan yang berfungsi sebagai tempat pameran koleksi barang kesenian dan etnografi .
  • Karangasem Pavilion Bangunan ini merupakan sebuah gedung tempat raja dihadap oleh para punggawanya fungsinya  sebagai tempat pameran benda- benda prasejarah, arkeologi sejarah, etnografi dan seni rupa serta beberapa lukisan morder.
  • Buleleng Pavilion melambangkan seni bangunan Bali Utara, fungsinya sebagai tempat pameran koleksi alat-alat perlengkapan rumah tangga, alat-alat kerajinan, alat-alat pertanian dan nelayan, alat-alat hiburan, patung-patung gaya sedehana dan primitif yang terbuat dari tanah liat, batu dsb.

Tiket masuk : Rp. 2.000/orang
Jadwal Buka :

  • Minggu – Kamis : 08.00 – 15.00 Wita
  • Jumat  : 08.00 – 12.30 Wita
  • Sabtu & Libur resmi : Tutup

Museum Bajra Sandhi

Terletak di kawasan yang sangat strategis yaitu di pusat ibukota Denpasar tepatnya di area renon atau sebelah selatan dari kantor gubernur Bali. Di abngun pada tahun 1987 pada masa pemerintahan gubernur Bali Prof. Dr Ida Bagus Mantra, kemudian di resmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14 Juni 2003. Museum ini menyimpan koleksi 33 Diorama yang menggambarkan perjalanan sejarah perjuangan rakyat masyarakat Bali dari zaman prasejarah hingga zaman perjuangan kemerdekaan. Bangunannya yang menyerupai Genta/Bajra (Alat suci yang di gunakan Pendeta Hindu dalam memimpin upacara keagaaman). Konsep bangunannya merupakan konsep filsafat pemutaran Gunung Mandara Giri di lautan susu. Maka dari itu bentuk bangunan monumen dapat diuraikan antara lain bangunan utama yang kelihatan sebagai bajra atau genta merupakan simbol dari Gunung Mandara Giri. Kolam yang mengelilingi bangunan utama sebagai wujud dari lautan susu atau ksirarnawa dan bentuk yang seperti guci yang terdapat di ujung monumen merupakan simbol dari akumba sebagai tempat tirtha amertha. Sedangkan bedawangnala  merupakan  dasar penopang dari pemutaran Mandara Giri. Dari ujung monumen kita dapat melihat pemandangan kota yang begitu memukau.  Di samping itu museum ini dikelilingi oleh lapangan yang sangat luas yang biasa dijadikan masyarakat sebagai “Jogging Track” untuk berolah raga ataupun menghabisakan weekend bersama keluarga.

Harga tiket masuk : Rp. 5000/Orang
Jadwal Buka :

  • Senin – Jumat    : 08.00 – 17.00
  • Sabtu – Minggu : 09.30 – 17.00

Museum Lemayeur

Museum yang berada di Jalan Hangtuah, Sanur. Museum ini didirikan pada 28 Agustus 1957 oleh seorang seorang seni Lukis berkebangsaan Belgia, Le Mayeur. Museum Le Mayeur merupakan museum seni rupa karena selain memamerkan koleksi lukisan hasil karya Le Mayeur, museum ini juga menyimpan berbagai jenis peralatan rumah tangga dan patung. Ada 88 buah lukisan yang di simpan di museum ini an sebagian besar dari objek lukisan Le Mayeur merupakan istrinya sendiri dalam berbagai pose. Bahkan presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno pernah berkunjung ke museum ini. Yang menjadi cirri khas dari museum ini adalah terdapatnya sepasang arca berupa replica dari Le Mayeur beserta istrinya Ni Nyoman Pollok. Suasana museum yang sangat nyaman dengan akses pantai Bali Beach yang berada di depan pintu masuk museum Le Mayeur ini .

Tiket masuk : Rp. 5.000/Orang
Jadwal Buka :

  • Senin – Kamis : 08.00 – 16.00
  •  Jumat  :  08.00 – 13.00
  • Sabtu & Minggu : Tutup

Museum Gunarsa

Museum Nyoman Gunarsa ini terletak di Dusun Banda, Kabupaten Klungkung. Dibangun pada tahun 1990 atas prakarsa dari seniman ternama Bali Drs. Nyoman Gunarsa kemudiandi resmikan oleh mentri Pariwisata dan Kebudayaan Prof. Dr. Ing Wardiman Djoyonegoro. Museum ini menyimpan lukisan dan benda benda seni Bali yang merupakan penggabungan antara seni klasik dan seni modern. Museum ini terdiri dari 3 lantai, dimana 2 lantai di gunakan untuk koleksi koleksi lukisan, patung dan barang antik khas Bali, sedangkan 1 lantainyalagi di peruntukan untuk seniaman local maupun mancanegara yang ingin mengadakan pameran lukisan. Museum ini terbagi menjadi 2 Bagian utama yaitu : Classical Balinese Painting tempat menyimpan koleksi lukisan modern Bali dimana terdapat 250 lukisan dan terdapat pula patung-patung tradisional Bali, wayang dan keris peninggalan kerajaan Gelgel, dan Modern Balinese Painting tempat menyimpan kolekis lukisan modern Bali yang merupakan lukisan-lukisan hasil karya dari Nyoman Gunarsa yang juga merupakan seorang maestro seni lukis di Bali

Jadwal Buka  :

  •   Selasa – Minggu: 09.00 – 17.00 Wita

Museum Pasifika

Museum ini berada di kawasan BTDC Nusadua. Terdiri atas 11 pavilion, namun dari 11 pavilion itu pengunjung hanya di perbolehkan untuk memotret gambar di pavilion 6 & 9. Di mana setiap pavilionnya berisi lukisan maupun patung.  Museum ini di didirikan dengan Misi untuk melestarikan  aneka ragam kebudayaan atau tradisi dari masyarakat. yang diwakili oleh : Indonesia, Italia, Belanda, Indo-Eropa, Exhibition, Indocina, Polinesia, Pasifik, Tapa dan Asia.

Jadwal Buka :

  • Senin – Minggu : 10.00 – 18.00 Wita
  • Nyepi : Tutup

Tiket masuk : Rp. 70.000/Orang
 
[singlepic id=197 w=160 h=150 mode=watermark float=left][singlepic id=219 w=160 h=150 mode=watermark float=left] Museum Purbakala/ Gedung Arca

Merupakan museum yang berda di Jalan Raya Tampaksiring, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Museum purbakala ini menyimpan koleksi benda-benda cagar budaya masa prasejarah hingga masa sejarah dimana semuanya berasaldari pelestarian di wilayah provinsi Bali. Adapun koleksi-koleksi yang terdapat didalam Gedung Arca ini terbagi atas dua 2 kelompok yang dibagi berdasarkan waktu atau masa dimana benda-benda tersebut berasal dari zaman batu, perunggu hingga zaman prasejarah yang berasal dari abad VIII – XV Masehi. Semua benda-benda purbakala tersebut di pamerkan di halaman tengah, halaman dalam dan didepan Padmasana. Di dalam Museum Purbakala ini terdapat koleksi benda-benda cagar budaya masa prasejarah hingga masa sejarah dimana kesemuanya berasal dari pelestarian diwilayah Provinsi Bali. Museum ini berdiri diatas tanah seluas 5165 meter dan terbagi menjadi tiga halaman yang mengikuti pola bangunan pura yaitu halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam dimana masing-masing halaman mempunyai fungsi tersendiri. Di halaman luar museum terdapat sebuah wantilan yang digunakan sebagai ruang pertemuan, sedangkan untuk halaman tengah dan dalam berfungsi sebagai tempat memajang koleksi benda-benda purbakala. Adapun koleksi-koleksi yang terdapat didalam Gedung Arca ini terbagi atas dua kelompok berdasarkan waktu atau masa dimana benda-benda ini berasal, yaitu masa prasejarah berasal dari zaman batu hingga zaman perunggu dan zaman sejarah yang berasal dari abad VIII Masehi sampai dengan abad XV Masehi. Semua benda-benda purbakala tersebut dipamerkan dihalaman tengah, halaman dalam dan didepan Padmasana. Sejarah berdirinya museum ini berawal dari adanya gagasan untuk memamerkan benda Cagar Budaya yang berhasil dilestariakn oleh jawatan Purbakala yang seua idenya berasal dari Mantan Kepala Dinas purbakala Bali. Yang kemudia di buka secara resmi pada tanggal 14 September 1974.

 
[singlepic id=215 w=160 h=150 mode=watermark float=left][singlepic id=220 w=160 h=150 mode=watermark float=left] Museum Rudana

Merupakan museum seni yang berada di Jalan Cok Rai Pundak No.44, Desa Peliatan Ubud, Gianyar Bali. Museum ini didirikan atas prakarsa dari Nyoman Gunarsa yang merupakan seniman kelahiran Bali, dan di resmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1995. Museum ini digunakan untuk memamerkan dan memprosikan karya seni berupa lukisan dan patung yang merupakan hasil karya seniman Bali yaitu Alm.I Gusti Nyoman Lempad, Nyoman Gunarsa, Made Wianta, dan juga pelukis tekenal Indonesia lainnya seperti : Affandi, Basuki Abdulllah, Srihadi Soedarsono, Sunaryo Sutono, maupun seniman asing yang tinggal di Bali yaitu Antonio Blanco, Arie Smit

Pengunjung dapat menikmati lukisan klasik dan tradisional Bali, Lukisan Indonesia modern yang di pajang di lantai 1,dan 2. Sedangkan untuk lantai 3 dipajang lukisan tradisional yang merupakan hasil karya seniman dari Ubud dan Batuan Bali. Pengunjung ataupaun wisatawan yang datang ke museum ini akan terinspirasi oleh energy seni dari museum Rudana ini. Sarana dan prasarana juga sangat menujang demi kenyamanan pengunjung seperti : Caffe shop, pendopo, galeri, toilet, serta area parkir yang luas.

Jadwal Buka :

  • Senin – Sabtu, 08.00 – 17.00 Wita

 
 
Museum Shell

Museum Shell merupakan kerang yang pertama kali di Indonesia yang beradadi Bali. Museum ini menyimpan sekitar 10 ribu koleksi kerang dan fosil dari berbagai Negara yang berusia antara 100 hingga 500 juta tahun yang berasal dari zaman prasejarah. Museum kerang ini menyimpan aneka kerang yang sudah diolah menjadi hiasan rumah yang berada di lantai 1 museum, sedangkan di lantai 2 dan 3 museum ini menyiman koleksi koleksi kerang dan fosil kerang. Yang menarik di Lantai 2 ialah terdapatnya 2 fosil keranga yang mirip cumi-cumi yang disebut Orthoceras yang diperkirakan berusi 395 juta tahun. Selain itu juga terdapat fosil kerang mirip tumbuhan bunga yang disebut Crinoid yang berumur sekitar 440 juta tahun dan ada juga fosil kerang yang ditetapkan sebagai kerang terbesar di Asia yang disebut Crinions yang berdiameter 1,4 meter dengan berat mencapai 170 kilogram. Sedangakan di Lantai 3 pengunjung bisa melihat kerang yang berkilauan yang di sebut Cypraea Moneta yang konon dulunya kerang ini digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Museum ini terletak di jalan Sunset Road, Kuta dan  berdiri pada bulan September 2009 atas keinginan seorang kolektor kerang asal Surabaya bernama Oentong Sutanto. Fasilitas yang tersedia di museum ini cukup memadai seperti dengan adanya Home Theater yang menggambarkan tentang proses pencarian dan penemuan fosil kerang.

 
[singlepic id=221 w=160 h=150 mode=watermark float=left][singlepic id=225 w=160 h=150 mode=watermark float=left] Museum Sidik Jari

Merupakan salah satu museum edukatif yang berada di Jalan Hayam Wuruk no 175 Tanjung Bungkah , Denpasar. Didirikan pada tahun 1993 dan di resmikan pada 4 Juli 1995. Pendirian museum ini atas gagasan pelukis terkenal asal Bali, Ngurah Gede Pamecutan. Sesuai dengaan namanya, museum sidik jari ini berkaitan erat dengan cara yang dipakai saat membuat lukisan, yaitu dengan ujung jari yang diolesi beraneka ragam cat air sesuai dengan imajinasi si pelukis. Pelukis telah menghasilkan karya lukisannya sebanyak 640 lukisan dengan metode melukis ini. Museum Sidik Jari tidak hanya menyimpan dan memajang lukisan hasil karya sang pelukis namun juga memajang koleksi puisi hasil karya Ngurah Gede Pamecutan yang ditulis diatas batu. Beberapa kegiatan dapat dilakukan di museum sidik jari ini, karena selain memajang  koleksi lukisan serta puisi, pengunjung yang tertarik pada seni budaya Bali dapat mendalaminya dengan cara mengikuti kursus tari, melukis, tabuh gamelan dengan tenaga pengajar yang professional. Selain itu, Museum Sidik Jari dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang cukup memadai.

Jadwal Buka :

  • Senin – Sabtu : 09.00 – 16.00 Wita
[singlepic id=222 w=160 h=150 mode=watermark float=left][singlepic id=223 w=160 h=150 mode=watermark float=left] Museum Subak

Museum Subak merupakan museum yang terletak di Desa Sanggulan, Tabanan. Berjarak sekitar 20 kilometer sebelah barat kota Denpasar. Museum Subak didirikan atas gagasan seorang pakar adat dan agama yang begitu dihormati masyarakat sekitar yaitu I Gusti Ketut Kaler, yang kenudian museum ini diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Bali tanggal 13 Oktober 1981. Museum Subak ini merupakan museum khusus tentang system pertanian di Bali dengan upaya untuk melestarikan Subak beserta peralatan tradisional Bali termasuk bangunan rumah petani tradisional. Disamping untuk menyelamatkan, memelihara, menggali, mengamankan berbagai benda yang berkaitan dengan subak yang menyimpan aset budaya yang tak ternilai harganya museum ini juga menyuguhkan informasi pendidikan dan dokumentasi tentang Subak yang banyak menceritakan mengenai kehidupan masyarakat Bali yang terkenal dengan system pertanian tradisionalnya. Pembangunan museum ini bertujuan guna menjaga eksistensi dan keberadaan Subak agar tetap dilestarikan dan tidak mengalami kepunahan

Jadwal Buka :

  • Senin – Sabtu : 08.00 – 16.30 Wita
  • Jumat : 08.00 – 13.00
  • Minggu & Libur Nasional : Tutup

 

Kontak Kami

Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.